All We Need Is Love (Tools dan Media Belajar Homeschool Kami)



Summary IG Live tanggal 22 Juni 2022, di akun @dindajou dan @nin.di_


Oleh: Dindajou


Kalau bicara soal tools/alat dan media belajar homeschooling kami, jawabannya hanya satu: APAPUN bisa dijadikan alat dan media belajar. 


Menurutku, segala hal yang kita lakukan bisa dijadikan pelajaran, asal kita mampu memperluas definisi ‘belajar’ yang tidak hanya duduk diam mendengarkan penjelasan. Asal kita mau memakai kacamata kreatif dalam melihat sekeliling. Asal kita punya gambaran besar/cita-cita pendidikan keluarga yang ingin dicapai sehingga punya perspektif belajar jangka panjang. 


Asal kita mendasari semua proses belajar dengan cinta.


Seperti yang aku ceritakan di IG Live sebelumnya tentang kurikulum HS, keluarga kami membuat gambaran besar pendidikan yang kami sebut Visi Misi Pendidikan Keluarga. Ini kami buat setelah mempertimbangkan cita-cita kami, nilai-nilai yang kami anut, dan karakter Malik.


Lalu, kami menjabarkannya menjadi ‘kurikulum’ berupa target-target kecil yang disusun berdasarkan kemampuan Malik, serta situasi dan kondisi kami saat ini. Dari situlah kami menentukan alat dan media belajar sehari-hari.


Jika dibuat list, inilah alat dan media belajar yang kami pakai pada saat ini:


Berbagai jenis buku

Buku menjadi bagian penting dalam homeschool kami. Saat ini Malik sangat suka komik, jadi kebanyakan bukunya adalah komik. Entah itu komik Jepang, Amerika, Eropa, dan tentunya berbagai komik dalam negeri. 


Lego

Mainan edukasi yang sangat fleksibel ini bisa buat belajar macam-macam. Belajar motorik halus, belajar kecerdasan visual dan spasial, hingga belajar kecerdasan linguistic dengan bercerita.


Aplikasi IXL Math (berbayar)

Aplikasi yang berbahasa Inggris ini kami gunakan untuk belajar matematika. Begitupun, sebenarnya IXL juga mempunyai pelajaran Language Arts, Science, Social Studies dan Spanish.


Aplikasi Apple Arcade (berbayar)

Kami berlangganan bulanan aplikasi ini untuk akses game yang terkurasi. Tidak hanya menyenangkan, tapi game-nya banyak yang edukatif dan ramah anak. Orang tua tidak harus khawatir dengan konten atau iklan yang tak sesuai umur.


Aplikasi Duolingo (gratis) 

Ini adalah aplikasi belajar bahasa. Malik membiasakan diri dengan Bahasa Jepang dan Korea dengan menyenangkan dengan aplikasi ini.


Beberapa aplikasi streaming film

Biasanya kami gunakan untuk mengakses film-film anak bermutu dan dokumenter tentang hal-hal menarik minat Malik.


Selain “alat-alat” ini, kami juga menggunakan kegiatan sehari-hari sebagai media belajar. Kegiatan sehari-hari ini mungkin bisa dipilah jadi seperti ini:


kegiatan sehari-hari anak, misalnya, bangun tidur, mandi, makan, beribadah, bermain, dll. 

kegiatan harian orang tua, misalnya bekerja, menyiapkan makanan, mengurus rumah, dll

lingkungan sekitar, misalnya taman, warung, tetangga, bank dll.

kegiatan terencana, misalnya liburan keluarga, kunjungan museum, ke rumah saudara, dll.


Dengan melakukan kegiatan sehari-hari yang teratur dan melibatkan anak dalam kegiatan orang tua, anak bisa menambah pengetahuan dan wawasan. Anak juga bisa belajar keterampilan dan belajar tentang perasaannya. 


Contohnya, dengan membawa anak ke bank, anak jadi tau bentuk bank itu seperti apa (pengetahuan), apa-apa saja urusan yang biasanya dilakukan di bank (wawasan). Dengan ikut mengantri di bank, anak jadi terampil untuk mengelola emosinya dengan sabar menunggu (keterampilan). Ia juga belajar mengenai perasaan yang dialaminya selama ikut orang tua ke bank (bersemangat, senang, bosan, kesal, dll).


Kadang, kalau butuh ‘contekan’ kegiatan, aku akan membuka-buka kurikulum lain, atau melihat-lihat milestone anak. Aku memodifikasinya dan menerapkannya sesuai dengan kondisi keluarga kami.


Yang pasti, kunci agar anak bisa belajar dari kegiatan sehari-hari ini adalah dengan sering diajak mengobrol saat melakukan hal-hal tersebut. 


Ajak anak memperhatikan sekitarnya, dan jadikan itu sebagai pemantik percakapan dengan anak.


Tentunya, mengobrol dengan baik (dua arah) hanya bisa dilakukan jika kita dalam keadaan santai tanpa paksaan. Dan jika anak dalam keadaan santai, ia tidak merasa sedang belajar. Padahal, yang dilakukan itu adalah belajar dari keseharian.


Intinya, alat dan media belajar yang tercanggih sekalipun, seringkali hanya separoh jalan dari proses pembelajaran. Ia tidak akan bisa berfungsi baik, jika tak ada hubungan/connection yang baik dengan orang tuanya. 


Jadi benar kan, yang paling kita butuhkan adalah cinta?!



*
Ditulis pertama kali di instagram @dindajou ini










Comments

Popular posts from this blog

Review Buku - "The Book You Wish Your Parents Had Read"

Jalan ‘Sunyi’ Homeschool (Pentingnya Support System)

Menyusun ‘Kurikulum’ HS yang Bertumbuh