Ubud itu obat (bagian 5)*

*oleh-oleh (yang teramat sangat) terlambat dari Balispirit Festival, Ubud, 28 April-3 Mei, 2009.

Nggak terasa festival udah sampe hari terakhir. Sudah lima hari enam malam semua orang berkumpul di Purnati. Pagi sampe sore ber-yoga-ria, dan malamnya heboh jejingkrakan.

Konser tiap malam itu selalu menghadirkan nuansa berbeda. Line up musisinya sangat variatif, dan tentunya keren-keren. Biar seharian udah capek, malemnya tetep aja loh bergairah! Musik dan seni tradisional Bali ada. Para emerging artis ada. Musisi senior juga ada. Genre-nya juga beda-beda. Jazz asli ada. Rock cadas ada. Reggae nyantai ada. Pop apalagi. DJ dengan musik elektronik aja ada. World music, jangan ditanya: udah jadi rajanya.

Yang ada aku nggak lagi selera buat belanja di butik-butik Ubud, seperti cita-cita semula. Aku malahan memborong CD para musisi ini. Beli 2 CD-nya Rocky Dawuni, ‘Bob Marley-nya Ghana’ (dan langsung minta di tandatangani Rocky, hehehe!). Beli CD-nya Khalife (juga minta tanda tangan!) dan Yeshe. Aku juga beli CD Mia Palencia, yang suaranya asleeeee keren banget! Daphne ngasih aku CDnya, lengkap dengan tanda tangan, dan Mbak Novi ngasih aku CD simakDialog yang oke punya!

Sampe akhirnya acara puncak jam bareng semua musisi dan artist yang terlibat di atas panggung, rasanya masih gak percaya ajah kalau festival ini sudah berakhir. Semuanya begitu berkesan.



Mulai dari kelas yoganya, para presenter yang ramah-ramah dan nggak berjarak, orang-orang yang nyantai dan asyik, makanan di Bazaar yang superduper enak, lingkungan yang bersih karena berkonsep zero waste (semua sampah dipisahin, minimalisasi plastic – gelas dan sedotannya pake bamboo, sendoknya pake daun kelapa! Orang-orang juga harus bawa tempat minum sendiri!), team-nya yang asyik, dan semua kenangannya… man, aku masih mau loh ikutan tahun depan!

Bahkan, ‘after-festival service’-nya masih mengejutkan, heheheh. Bernie, volunteer tersayang yang bantuin media center ngajakin aku nginep di rumahnya. Dua malam, aku nginep di Villanya yang bagus gila! Betah banget, ga pengen pulang. Imagine, ruang tamu yang tak berdinding, semua serba terbuka, dan pemandangannya hutan dan sawah! Belum lagi rumahnya yang lebih mirip galeri lukisan. Aih mateeeee… kalo ke Ubud, nggak mau nginep di tempat lain lagi deh, bener!


Selain itu, aku juga dapet ‘sesi khusus’ dengan Mbak Novi: dibacain Tarot! Dijembrengin dah tuh semua segala detail tentang diri sendiri yang bikin nangis kayak ngiris bawang dua kilo! Intinya: tante dinda itu orang yang overanalyze dan pride-nya kegedean! Wahwahwah…

Dan akhirnya, farewell party di Yoga Barn dengan semua orang. Dan ‘private party’ dengan ‘tim inti’, di Kagemusha, restoran Jepang yang bikin nagih (Sushi Tei, langsung hambar loh rasanya!).

Haaahhh… dua minggu yang teramat sangat menyenangkan! You know what, guys… you really should come next year. Tahun depan, acaranya akan dibuat 1-5 April, pas selesai Nyepi. Jadi, nabung deh dari sekarang. Nggak bakal rugi!

So… see you next year? Amiiiiinnn! (TAMAT)


Comments

Popular posts from this blog

Review Buku - "The Book You Wish Your Parents Had Read"

Jalan ‘Sunyi’ Homeschool (Pentingnya Support System)

Menyusun ‘Kurikulum’ HS yang Bertumbuh