Java RockinTrip: Day 11, 12 – Jogjaaaaaaa…


Pada akhirnya, Jogja. Ini bisa dibilang sebagai destinasi terakhir. Sebelum masuk Jogja, kami sempet berhenti di Prambanan. Gerbangnya tutup jam 5 lewat 15, dan kami masuk jam 5 pas. Ahay. Datang saat matahari mau terbenam membuat Prambanan terlihat bagus. Siluetnya menggetarkan.

Tapi, keindahan yang kami kecap sekitar setengah jam itu langsung hangus, menguap tak bersisa. Terimakasih kami ucapkan pada manajemen yang sukses membuat kami muter-muter untuk sampe parkiran ditengah gelap gulita (kayaknya ini emang ‘penyakit’ Prambanan dan Borobudur deh!). Kakiku gempor sampe mobil!

Karena perjalanan udah sampe di ujung-ujung, kami memutuskan untuk memanjakan diri di hotel yang lebih bagus. Pilihan jatuh ke hotel d’ Omah. Letaknya di Desa Tembi, Bantul. Agak keluar kota, tapi kami sukaaa! Ini adalah rumah Warwick Purser, eksportir kerajinan yang udah kemana-mana mengenalkan produk berkualitas buatan Indonesia.

Untuk harga kamar 700rb semalam, kami mendapatkan lebih dari yang kami harapkan. Kamarnya luaaaaaaaaasssss banget! Terus, buka pintu kamar, ada private pool. Sebenernya gggak privat-privat amat sih, karena berbagi dengan empat kamar lain. Tapi berhubung yang nginep cuma kami, kami merajai kolam itu sendirian. Dan kebahagiaannya, oh sungguh luar biasa.

Kami menghabiskan dua malam di Jogja. Agenda utama adalah belanja oleh-oleh. Pasalnya sepanjang perjalanan kami jarang beli ini-itu. Apalagi makanan. Takutnya basi saat pulang. Dan Jogja, adalah surga buat para pencari oleh-oleh.

Selain belanja-belanji, kami juga putar-putar kota, naik becak. Sekarang becak di Jogja udah pake motor yah? Kami mengunjungi Taman Sari yang sekarang sudah cantik rapi. Terakhir aku ke Taman Sari kayaknya Sembilan tahun lalu deh, haha.

Kami juga mengunjungi Keraton Jogja. Setelah melihat keraton Kasepuhan Cirebon yang terasa magis, dan keraton Mangkunegaran Solo yang kinclong, keraton Jogja terasa lusuh. Sayang banget.

Meskipun nggak punya waktu untuk menjelajahi kota gede dan (ironisnya) desa Tembi, kami menyempatkan diri ketemu temen abang (lagi!), Om Aziz, dan ngopi-ngopi di prawirotaman.

Jogja, diluar segala hawa ‘komersial turis’nya, selalu berhasil menyenangkan aku. Juga Abang. Dan saat itu juga berdoa, mudah-mudahan suatu saat nanti bisa punya rumah di pedesaan Jogja dengan hamparan sawah di depannya. Amin.

Dan dengan penuh kebahagiaan, mari kita pulang…




Prambanan...


And the sunset...


lensa wide ini memberi efek tangan yang sangat kekar yah? *Abang, kamu perkasa deeeehhhh...*


Buka pintu kamar di hotel d' Oman dan ohhh... our own pool...


Salah satu tempat leyeh-leyeh di hotel


Taman sari


Yang pasti itu bukan raja yang sedang melamunin selir-selirnya...


Yang ini juga bukan selir raja... tapi IBU SURI!


Keraton


Keraton jogja terasa kurang 'nendang'yah...


Tapi masjidnya justru lebih impresif! Kami berkali-kali sholat disini :D













Enjoying the morning by the pool before checking out. Yah, maklumlah kalo masih ada jejak mukatidur


Si ganteng dan sarung ajaib. eaaaaa..


And this, my friend. This is on of the ULTIMATE HAPINESS IN LIFE!


.... masih kurang? Yah, tunggu cerita perjalanan pulang yang mendebarkan!

Comments

  1. Wah. Liburannya menyenangkan ya, dengan private pool itu. Meskipun pulang kemalaman ya...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku - "The Book You Wish Your Parents Had Read"

Jalan ‘Sunyi’ Homeschool (Pentingnya Support System)

Menyusun ‘Kurikulum’ HS yang Bertumbuh