Staycation di Pesona Alam Resort Puncak

Kalau punya waktu dan budget yang relatif terbatas untuk liburan, kalian biasanya ngapain sih? Keluarga kami biasanya paling senang ber-staycation. Leyeh-leyeh di hotel, sarapan sampai siang, main di kolam renang, pokoknya bersantai aja. Nah, minggu lalu sebelum Ramadhan, kami memutuskan untuk staycation lagi.

Tadinya, kami pengen cari hotel yang menyenangkan di tengah kota Jakarta. Tapi setelah dipikir-pikir, kok rasanya lebih pengen lihat ijo-ijo pepohonan, ya? Yah, selain males juga sih liat harga hotel bagus di Jakarta on weekdays, hahahah! (Bilang aja bokek, kak!). Diantara beberapa pilihan, tiba-tiba inget sebuah hotel yang tak jauh dari Taman Safari, Cisarua. Beberapa tahun lalu kami ke Taman Safari dan sempat melongok hotel ini dari luar sewaktu masih dalam proses pembangungan. Browsing sedikit, akhirnya jadi tau kalau hotel yang kami maksud itu adalah ‘Pesona Alam Resort’. Jadilah kami booking untuk 2 malam.

Day 1

Kami berangkat hari Minggu sekitar jam setengah tiga sore dengan perkiraan jalanan nggak macet. Soalnya pasti yang rame adalah arus balik. Tapi, ternyata salah perhitungan sodara-sodara. Jam 3, jalan menuju Puncak sudah mulai buka tutup, dan kami berada di situ jam 3 lewat sepuluh. Hhh… Tapi jangan sedih, akhirnya kami mengambil jalan alternative (makasih google maps!). Walau jadinya lebih jauh dan beberapa bagian jalan jelek, tapi justru malah senang karena jadi terasa kayak ‘liburan beneran’, ahahaha! Oh iya, buat yang juga lewat jalan alternative, ikutin aja tanda-tanda ke arah Taman Safari.

Sekitar jam setengah lima, kami tiba di estate Pesona Alam Resort. Jalan masuknya adalah hutan pinus yang cantik. Walaupun dari luar terlihat biasa, pas masuk ke lobby, kami langsung disuguhi pemandangan kayak begini: 




Lalu lihat ke bawah, ternyata terbentang kolam renang, plus playground yang luas.

Whooaaaaaa! It was better than we expected, really! Nggak nyangka hotelnya akan seperti ini! Setelah welcome drink yang segar, kami diberi kamar di lantai 3. Kami memang meminta kamar dengan pemandangan gunung. Harganya lebih mahal dari kamar standar, tapi kayaknya kalau kesini yah sekalian aja kali yah liat pemandangan. Masak tembok lagi, tembok lagi.

Kami memutuskan makan malam di hotel karena udah capek untuk ngapa-ngapain. Waktu itu kami belum tau kalau dalam kompleks hotel ini, sekitar 200an meter dari bangunan utama, ada dua tempat makan yang asyik. Begitupun, makan malam di hotel juga enak banget! Malik mencoba steak dua malam berturut-turut dan hampir menghabiskan 200gr daging plus kentang dalam sekali makan! Sementara nasi bakar kecombrangku pun bikin nagih.

Sehabis makan malam, kami bermain di playground. Dan untuk hari-hari ke depannya, kami hanya bermain di playground di malam hari. Kenapa? “Karena kalau siang-siang banyak orang”, kata Malik. Uhuk. Anaknya memang masih agak ansos ya kalau lihat keramaian. Di playground yang dialasi rumput sintetis itu ada lapangan dan gawang untuk main bola, ada ring basket, mini golf dan sofa-sofa besar untuk duduk. Walaupun dingin, kami bermain seru! Malik senang banget dibolehin main malam-malam, lari-larian pulak. Kalau capek, kami rebahan di rumput sambal melihat bintang-bintang yang banyak. Dan hati sungguh hangat setiap dia bilang betapa langitnya indah penuh bintang. It’s like he knows how to appreciate the little things in life. Mudah-mudahan sampe gede begitu ya nak.



Day 2

Kami memulai hari dengan sarapan yang astagaaaaa… banyak banget pilihannya! Ini benar-benar mengejutkan buat kami. Soalnya kemaren niatnya mau ke hotel bagus di Jakarta adalah karena pengen sarapan yang berlimpah, ahahah!

Nggak menyangka dengan rate yang cukup terjangkau, sarapan di hotel ini ala bintang 5 banget. Station buburnya aja ada 3 macam bubur. Lalu ada laksa, lontong dan mie ayam. Ada station omelette, nasi uduk/kuning, nasi dan lauk, gorengan dan sambal, juga salad dan buah. Ada setidaknya 10 jenis roti di bread station-nya, dan setidaknya 10 macam minuman panas/dingin. Ada juga station sereal, mesin popcorn, dan ibu jamu yang standby! Dan nggak cuma itu: rasanya ENAK!

Puas sarapan berlama-lama, kami sepakat untuk mengunjungi Taman Safari yang hanya 5 menit naik mobil dari hotel. Oh iya, hotel ini juga memberikan diskon 15% untuk tiket masuk Taman Safari. Lumayan juga!

Walaupun awalnya sangat semangat, Malik ternyata biasa-biasa aja begitu kami tiba. Ia hanya sedikit tertarik dengan beberapa binatang, dan malah sangat senang saat dipangku Bapaknya sambil menyetir. Seusai safari, ia bahkan sempat tertidur di parkiran.



Saat Malik bangun, dia melihat peta dan menunjuk dua tempat: mau lihat penguin dan air terjun. Dasar anak empat tahun, saat lihat penguin, dia malah adem-adem aja dan mau segera lihat air terjun. Aku sendiri baru ngeh loh kalo di Taman Safari ada air terjun ahaha! Jalannya agak menanjak, tapi cukup bagus. Malik senang banget lihat air terjun daaaannn… dia mau mandi aja dong! Untung aku membawa baju gantinya. Dia senang banget, padahal airnya dingin. Dan selama beberapa hari di hotel, dia nggak ada satu kalipun berenang di kolam hotel loh! Lebih milih berenang di air terjun seadanya yang sepi, ahhaha!





Setelahnya Malik merengek minta kembali ke hotel. Tapi aku sesungguhnya sangat pengen melihat Panda yang wahananya baru aja dibuka awal tahun. Tadinya aku mau pergi sendiri, tapi ternyata ke wahana ini harus naik bis segala, dan bayar tiket lagi (hih pastinya!). Untungnya, melihat bis, Malik jadi semangat pengen naik. Akhirnya kami semua pergi melihat Panda. Lumayan liat sebentar, sebelum anaknya merengek lagi. Tapi akhirnya ditodong sama anak kicik untuk membelikan boneka panda… (jago juga nih anak triknya!)


Day 3

Harusnya hari ini kami checkout, sebab hanya booking untuk 2 malam. Awalnya kami kira puasa dimulai Rabu, ternyata Kamis. Jadi, masih ada sehari ekstra, plus kami masih pengen bersantai. Akhirnya kami sepakat untuk extend satu hari lagi. Tapi hari ini kami beneran hanya beredar di kawasan hotel.

Setelah sarapan, kami ke petting zoo di playground. Nggak terlalu bagus sih, dan harus bayar 25ribu perak per orang untuk masuk. Tapi yah lumayan lah, Malik bisa sayang-sayang kelinci dan marmut. Ada kura-kura dan kambing juga.



Untuk makan siang, kami memutuskan untuk mencoba ‘Club Huis’, salah satu dari dua tempat makan di kompleks hotel itu. Tadinya mau jalan kaki, tapi stafnya menawarkan untuk diantar naik golf cart. Dan tempat ini menyenangkan sekali! Semacam rumah tua nan mungil yang berada di tengah-tengah hutan pinus dan taman. Malik lari-larian dengan bebasnya. Bahkan dia dengan sengaja memasukkan diri ke kolam-kolam dangkal di sekitar bangunan, yang sebeneranya hanya untuk estetika semata. Apapunlah nak, yang penting happy ya! Oh iya, dari segi makanan, tempat ini lebih cocok untuk ngopi sore karena menu-menunya tergolong ringan.



Sedangkan untuk makan malam, kami mencoba ke ‘Lake House’, tempat makan satu lagi dalam kompleks hotel. Makanan disini lebih berat dan lebih bervariasi, dan dari segi harga bahkan lebih murah dibanding Club Huis atau di hotel. Yang istimewa sebenarnya adalah bentuk bangunannya. Ada area outdoornya yang dikelilingi kolam. Mungkin lebih seru kalau kesini sore-sore, ya.


Day 4

Setelah menikmati sarapan, kami kembali main di sekitar hotel. Malik keukeuh nggak mau berenang, karena kolamnya rame. Nggak mau juga main di kids club, katanya itu untuk baby (eaaakkk!). Akhirnya kami ke petting zoo lagi, dan lari-larian di taman. Setelah checkout, kami langsung pulang ke rumah.


Secara keseluruhan, hotel ini menyenangkan sekali. Pelayanan dan stafnya, flawless! Kami ngobrol dengan beberapa staf dan semua ramah. Fasilitasnya sangat family-friendly dan highly recommended. Lokasinya juga cukup strategis. Tapi untuk nilai paling optimal ya kalau nginepnya weekdays yah. Selain harga lebih murah, tamunya juga nggak terlalu rame, jadi lebih enak aja. Kalau weekend yah, kayaknya harganya lebih tinggi dan sering full booked juga sepertinya. 
I think we’re gonna comeback here sooner than we expected, hihihi!


 

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku - "The Book You Wish Your Parents Had Read"

Jalan ‘Sunyi’ Homeschool (Pentingnya Support System)

Menyusun ‘Kurikulum’ HS yang Bertumbuh