Apa itu Homeschooling?

 


Summary IG Live tanggal 25 Mei 2022, di akun @dindajou dan @nin.di_

Oleh: Dindajou

  

Jadi, apa sih homeschooling?

 

Homeshooling atau pendidikan rumah, adalah model pendidikan alternatif yang diselenggarakan oleh keluarga dan berbasis di rumah.

 

Kata kuncinya keluarga. Jadi, nggak ada lembaganya. Kalau mau menerapkan homeschooling di rumah, nggak perlu pakai daftar-daftar segala.

 

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku di Indonesia, homeschooling berada pada kategori pendidikan Informal.

 

 

Macam-macam pendidikan yang diakui dalam UU Sistem Pendidikan Nasional

 

Pendidikan Formal:

jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi

Contoh: Sekolah

 

Pendidikan nonformal:

Jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang

Contoh: kursus, Bimbel, PKBM.

 

Pendidikan informal:

Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Contoh: Homeschooling.

 

 

Loh, terus kenapa ada lembaga "homeschooling XYZ?"?

 

Nah, Kalau menurutku, justru ini yang bikin jadi rancu. Lembaga seperti ini biasanya adalah lembaga pendidikan nonformal yang menawarkan model belajar yang lebih fleksibel. Selain itu, biasanya lembaga ini juga dapat mengeluarkan ijazah.

 

Anak-anak dari keluarga homeschool bisa saja mengikuti lembaga seperti ini. Tapi, bisa juga tidak. Sebab, yang diusung homeschool adalah fleksibilitas dan kustomisasi pendidikan.

 

Jadi, menurutku, lembaga seperti ini mestinya nggak memakai kata ‘homeschool’, karena bikin bingung.

 

Jadi, dalam homeschooling, yang bertanggung jawab atas pendidikan anak adalah orang tua.

 

Kalau di sekolah, orang tua menyerahkan hak mendidik anak ke sekolah yang dipercaya. Tantangannya adalah mencari sekolah yang sesuai dengan apa yang diinginkan keluarga dan mampu membayar biayanya.

 

Sedangkan homeschooling, orang tualah yang bikin visi misi pendidikan sendiri, kemudian mengolahnya menjadi berbagai kegiatan, serta menjadi fasilitator anak dalam belajar demi mencapai visi misi itu.

 

Tantangan homeschooling tentu saja orang tuanya harus mau terus belajar.

 

Karena, membuat visi misi pendidikan, mengolahnya menjadi kegiatan, menjalankannya dengan konsisten setiap hari hingga mengevaluasi perkembangannya, bukan hal yang mudah, Butuh merombak pemikiran yang lama dan belajar bayak hal baru. Dan yang pasti, perlu waktu.

 

Tapi, dibanding sistem sekolah yang kaku, homeschooling memberikan kebebasan dan fleksibilitas untuk orang tua untuk menentukan arah pendidikan keluarganya.

 

Kalau sekolah itu kan, 'harus' ya. Harus ikut kurikulum. Harus belajar mata pelajaran yang ada. Harus mencapai nilai sekian untuk lulus. Dan harus-harus lainnya. Tidak boleh keluar dari situ.

 

Sedang di homeschooling, kata kuncinya “boleh”. Mau anaknya menekuni bidang seni aja, boleh. Mau diajak berdagang dan dididik jadi enterpreneur, boleh. Mau dilatih jadi atlit, boleh.

 

Mau itu semua, tapi juga pengen punya ijazah, ya juga boleh. Anak-anak homeschool juga bisa punya ijazah dengan mengikuti ujian kesetaraan Paket A (SD), Paket B (SMP) dan Paket C (SMA).

 

Ribet? Bisa jadi. Capek? Udah pasti. Begitupun, memilih homeschooling adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah aku buat.

 

Kenapa aku memilih homeschooling? Kita lanjut di posting berikutnya ya!



*

Ditulis pertama kali di instagram @dindajou ini

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku - "The Book You Wish Your Parents Had Read"

Jalan ‘Sunyi’ Homeschool (Pentingnya Support System)

Menyusun ‘Kurikulum’ HS yang Bertumbuh